« Home | Perilaku buruk pengendara motor » | DPRD DKI, Gubernur dan Taman Kanak-kanak » | Stop » | Selamat datang Joko Widodo » | Website tidak bisa dibuka menggunakan Tri AON » | Mohon maaf copy paste » | Kadaluarsa menilai kinerja » | Kado untuk Jokowi » | Jakarta Sepi » | Jakarta menjadi yang terbaik di usia ke-487 » 

Monday, February 01, 2016 

Rai gedhek, muka tembok seperti beton


Kurang tahu apakah wajahku semirip tembok atau setebal beton, karena akhir tahun lalu tidak berubah sedikitpun rupa yang terlihat di cermin itu. Cermin kehidupan itulah yang memperlihatkan tingkah pola, perilaku, norma, perasaan, kejiwaan dan juga terlihat jelas didepan kaca spion bahkan cermin yang menempel di dinding itu.

Akan tetapi, akupun tidak bisa memungkiri bahwa Rai Gedhek memang ada dalam diri ini meskipun hanya samar-samar terlihat. Beruntung belum begitu jelas sehingga bisa memperbaikinya.

Memperbaiki kesalahan yang timbul akibat perilaku yang tidak baik bisa dilakukan sejak dini karena sifat manusia pada dasarnya adalah baik dan sifat manusia itupun tidak sempurna. Dengan tidak sempurnanya sifat tersebut maka kesalahan yang dilakukan sangat wajar sehingga kesadaran yang dimiliki tiap manusia akan muncul sehingga akan memperbaikinya. Lantas bagaimana bila tidak memiliki kesadaran sama sekali, itu namanya derajatnya turun menjadi serendah-rendah makhluk.

Nah sekarang sedang ngetrend akan keegoisan, terutama tokoh publik atau nama lainnya Publik Figur. Bukannya menjadi contoh tauladan yang baik bagi orang lain malah menjadi bahan tertawaan Publik. Kesalahan demi kesalahan dilakukan tanpa memiliki rasa kesadaran jiwa sehingga terjerumus ke perbuatan- perbuatan negatif yang merusak diri sendiri bahkan mungkin keluarganya karena perilakunya. Bisa diingatkan kembali bahwa manusia harus memiliki kesadaran setiap saat, apabila tidak bisa maka suatu waktu nanti akan menyadari sendiri meskipun sudah tidak berguna.

Trending akan Virus muka tembok atau tidak punya rasa malu merupakan pertanda akan matinya hati atau ruh manusia tersebut. Rai gedhek atau bahkan muka tembok timbul karena hati dan jiwanya terkikis sehingga hal-hal yang memalukan bisa dilakukan dengan terang-terangan bahkan keburukan dinilai sebagai sebuah kebaikan.

Semoga manusia yang masih memiliki rai gedhek, muka tembok seperti beton bisa menyadarinya sebelum nantinya malah keselek akan sikapnya.

Labels: ,